Kamis, 05 Maret 2009

alga

PENDAHULUAN

Manusia telah memanfaatkan rumput laut sejak dahulu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekitar 70 % permukaan bumi wilayah Indonesia adalah lautan yang di dalamnya terkandung organisme tumbuhan dan hewan dalam jumlah yang berlimpah dan tingkat keanekaragaman yang tinggi. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan untuk memanfaatkan dan mengembangkannya dibidang pangan, kesehatan dan lingkungan.(1)
Kabupaten Garut yang memiliki wilayah pantai yaitu kira-kira sepanjang 75 km memiliki kemampuan untuk mengembangkan kekayaan laut salah satuanya adalah jenis alga.(2)
Alga laut yang hidup di dasar laut (bentik) dikenal dengan bermacam-macan nama, misalnya ganggang, agar-agar atau rumput laut.(3) Sampai saat ini rumput laut hanya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat pesisir terutama sebagai bahan pangan, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. (2)
Sebagian besar rumput laut tumbuh dari tempat dangkal yang berada di dalam laut dan samudra. Rumput laut bias membuat dan mensintesis campuran organik dari campuran seperti air dan karbondioksida, dimana jika ada cahaya dapat digunakan sebagai sumber energi, hal ini disebabkan dari fotosintesis pigmen dimana bentuknya berbeda-beda, misalnya klorofil (hijau), karateniod (jingga, coklat), fikobilin (merah dan buru), dan masih banyak lagi bentuk dari pigmen. Mereka diberi nama setelah dikelompokkan berdasarkan banyak pigmen fotosintesis yang lebih dominan. Sehingga berdasarkan kelompoknya mereka dinamakan alga merah, alga coklat, alga hijau, dan alga biru-hijau. (4)
Berbagai jenis makro alga tersebar di wilayah perairan Indonesia memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam industri farmasi, salah satunya adalah alga coklat yang dapat menghasilkan alginat. Bentuk alga coklat bervariasi, biasanya berwarna coklat atau pirang. Warna tersebut stabil pada sebagian alga jika sudah mati, sedangkan beberapa yang lainnya akan berubah. Ukuran talus lebih besar dari alga hijau dan merah, bisa mencapai tinggi ± 3 meter. (5)
Algin adalah salah satu bahan yang dikandung oleh Phaeophyceae dikenal dalam dunia induatri dan perdagangan karena banyak manfaatnya, dan dibidang industri kosmetik, farmasi maupun tekstil. Algin dapat diektraksi dari alginophyt yaitu kelompok Phaeophyceae (3).
Alginat merupakan komponen utama dari dinding sel alga coklat dan dapat dikomersilkan sebagai gel, pengikat, stabilisator, emulsifier, dalam pembuatan makanan insustri cat, dan dalam bidang farmasi.(6) Natrium alginat mempunyai pasaran yang tinggi dan banyak dimanfaatkan.
Turbinaria merupakan jenis alga coklat yang umum ditemukan diperairan Indonesia. Ada tiga jenis turbinaria yang ditemukan diperairan Indonesia yaitu Turbinaria ornata, Turbinaria conoides dan Turbinaria decurrens.
Penelitian tentang Turbinaria conoides belum dilakukan secara mendalam dan masih sedikit sekali. Sehubungan dengan itu, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari metode isolasi alginat. Hal ini sangat bermanfaat mengingat penggunaan alginat yang luas di berbagai industri faramasi, kosmetik, makanan. Alginat dari jenis Turbinaria conoides dapat diisolasi dengan cara ekstraksi. Pemisahan dilakukan dengan metode pengendapan atau pembekuan. Pengamatan bentuk fisik alginat dilakukan terhadap hasil kedua metode tersebut. Alginat yang diisolasi selanjutnya dimurnikan dan diidentifikasi dilakukan dengan menggunakan spektroskopi infra merah atau UV untuk penentuan jenis alginat yang terkandung dalam Turbinaria conoide. Pengujian alginat dilakuakan menurut USP XXIII (National Formulary XVIII) dan pemeriksaan karakteristik menurut Handook of Pharmaceutical Excipients.




Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah yaitu penentuan metode yang tepat untuk isolasi alginat sehingga dihasilkan alginat dengan kualitas yang baik.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi kandungan alginat dari Turbinaria conoides yang diambil dari daerah Pantai Karangpapak Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut.




















BAB I
TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Tinjauan Botani
Salah satu jenis tanaman laut dari jenis alga coklat yang terdapat diperairan Indonesia Turbinaria conoides (J.Agardh) kuetzing, yang mempunyai tinjauan botani meliputi klasifikasi, nama daerah dan morfologi.

1.1.1 Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi dari Turbinaria conoides (J.Agardh) kuetzing, secara sistematika taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Suku : Sargassaceae
Marga : Turbinaria
Jenis : Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing

1.1.2 Nama Daerah
Masyarakat di daerah pesisir pantai Pamneungpeuk kecamatan Cikelet kabupaten Garut menyebut tanaman ini dengan nama “Panyariban”.

1.1.3 Ekologi dan Penyebaran
Rumput laut kelas Phaeophyceae (sargasum) seperti halnya makroalga yang lain dapat tumbuh hampir diseluruh bagian Indonesia sampai batas kedalaman ± 200 meter di bawah permukaan laut, dimana batas syarat hidupnya masih memungkinkan. Rumput laut ini hidup sebagai fitobentos dengan menancapkan atau meletakan rumput tersebut pada substrat limpur, karang, fragmen karang mati, kulit kerang, batu ataupun kayu. Ada pula yang melekat pada tanaman lain yang bersifat epifitik. Faktor-faktor oseanografik (fisika, kimia dan dinamika) dan keseragaman substrat sangatlah menentukan terhadap pertumbuhan rumput laut. (7)

1.1.4 Morfologi
Alga termasuk ke dalam divisi Thallophyta (tumbuhan bertalus) yaitu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh yang tidak berdaun, berbatang dan berakar, semua terdiri dari oleh batang (talus).(3)
Alga laut terdiri dari alga bentik dan alga planktonik. Alga bentik termasuk jenis yang tumbuh melekat pada suatu substrat, yang banyak diperdagangkan dan terdiri dari alga hijau (Chlorophyta), alga merah (Rhodophyta), dan alga coklat (Phaeophyta), sedangkan alga planktonik berukuran mikroskopik, hidupnya melayang atau mengapung dan gerakannya mengikuti gerakan air.(8)
Kelompok ini memiliki bentuk yang bervariasi tetapi hampir sebagian besar jenis-jenisnya berwarna coklar atau pirang. Warna tersebut tahan tidak berubah walaupun alga ini mati atau kekeringan. Talus berbentuk lembaran, bulatan atau batangan yang bersifat lunak atau keras. Mengandung pigmen fotosintetik yaitu karitin, fukosantin, klorofil a dan c. Warna pirang atau coklat. Dalam dinding sel terdapat sellulosa dan asam alginat. Produk fotosintesisnya adalah polisakarida yang terdiri dari asam guluronat, manuronat, manitol dan laminaran. Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing ini memiliki warna coklat kekuning-kuningan sampai coklat gelap dan mempunyai tinggi sekitar 1,5 m.(9)














Gambar 1 Struktur Fukosterol

1.2 Kegunaan
Rumput laut jenis Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing ini belum banyak dimanfaatkan karena belum diketahui kegunaannya. Dari beberapa penelitian yang telah dipublikasikan rumput laut jenis ini digunakan sebagai sumber iodin, alginat dan mengandung sterol, serta sebagai salad.(1, 3, 10, 11)

1.3 Kandungan Kimia
Telah diketahui bahwa kendunagan rumput laut adalah alginat, karagenan dan agar. Kelas Phaeophyceae secara umum mengandung alginat, iodine dan steroid.(12)
1.3.1 Alginat
a. Devinisi Alginat
Asam alginik (alginic acid) atau Alginat adalah polisakarida yang merupakan atau berasal dari getah selaput (membran mucilage) dari alga coklat Phaeophyceae(3). Istilah alginat biasanya ditunjukan untuk asam alginat dan garam-garam dari asam alginat. Selain itu alginat juga merupakan nama dagang dari Na alginat. Alginat dapat dihasilkan dari alga coklat seperti Laminaria, Microcystis, Sargassum, Ascophyllum, Ecklonia, Eisenia, dan Turbinaria. Di Indonesia alga coklat penghasil alginat yang banyak dijumpai adalah Sargasum dan Turbinaria(13), Turbinaria biasanya mempunyai kandungan asam alginat yang lebih tinggi (20-22%) dari sargassum (13-18%).(14)








Gambar 2 Struktur Asam Alginik

b. Khasiat dan Penggunaan
• Didang Farmasi
Alginat dan asam alginat biasanya digunakan dalam potologi pencernaan. Secara umum dikombinasikan dengan natrium bikarbonat dan alumunium hidoksida. Garam natrium dari β-poli asam-manuronat digunakan sebagai tambahan dalam pembatasan makanan untuk mengobati obesitas.(15)
Kalsium alginat sudah diketahui sebagai media koagulasi darah yang paling efektif (16). Kalsium alginat juga diketahui membentuk wool atau kain kasa hemostatik yang apabila kontak dengan darah dan eksudat, alginat akan membentuk serabut gel, yang menyebabkan penghentian pendarahan. Pada teknologi farmasi, alginat digunakan juga sebagai zat pengental, pengikat (penstabil, emulasi, sespensi). Disintegrator (formulasi tablet) juga digunakan dalam formulasi yang tahan terhadap keasaman lambung (kapsul dengan salut enterik) (15).

• Bidang kosmetik
Dalam industri kosmetik, sabun dan deterjen, alginat dengan viskositas yang berbeda merupakan bahan penolong yang penting sebagai pengental dan zat pendispersi dalam produk seperti salep, krim, jeli, emulsi, cairan, lotion, pasta gigi, bedak padat, sabun dan kosmetik rambut. Alginat digunakan sebagai penstabil busa dalam industri sabun dan deterjen. Alginat memiliki kerjasama yang baik dengan bahan penstabil lain seperti pati, gum, pektin, dan lain-lain (13). Krim kulit dan krim kecantikan, juga emulasi biasanya mengandung alginat yang dianggap memiliki sifat yang baik secara dertamologi (16).
• Makanan
Sifat alginat yang tidak beracun, digunakan pada industri makanan seperti pada pembuatan es krim sebagai stabilisator dan mencegah terjadinya kristal es. Alginat digunakan pada makanan dingin untuk meningkatkan tekstur selama proses freez-thaw. Dalam sirup sebagai suspensi padat, pada salad dan saus sebagai emulsifer. Sifat gel dari alginat untuk menyiapkan campuran puding, pengisi kue, dan makanan yang dihasilkan pabrik (16).
• Industri
Alginat digunakan sebagai lapisan kertas, industri katun tekstil dan cat, keramik, bahan pembuat tablet, alat pengkilap, juga digunakan dalam plastik, vulkanite fiber, industri kulit imitasi, produk gelas dan industri gambar (14).




c. Sifat Fisika Alginat
• Pemerian
Natrium alginat tidak berbau dan tidak berasa, serbuk putih, kuning sampai coklat muda.
• Kelarutan
Semua senyawa alginat larut dalam air panas maupun air dingin tetapi asam alginat (7) dan Kalsium alginat tidak larut dalam air (3).
• Viskositas
Viskositas larutan alginat menurun dengan meningkatnya suhu. Pengaruh pH 4-10 terhadap viskositas sanagtlah kecil. Pada selang pH 5-10 larutan alginat stabilpada suhu kamar untuk jangka waktu yng lama. Jika dalam larutan terdapat sejumlah kecil ion Ca2+ atau ion-ion logam lain yang bervalensi dua atau tiga, maka alginat dapat membentuk gel pada suhu kamar, atau tanpa ion-ion tersebut pada pH ≤ 3 dapat membentuk gel pada suhu kamar (13). Viskositas paling stabil pada pH ± 7. Pada pH di bawah 4 viskositas cenderung meningkat (7). Bersasarkan penjelasan menurut Komogawa Cheical industry Co., Ltd., Jepang, viskositas Na alginat dikelompokkan kedalam lima kelompok, yaitu ekstra tinggi 100 cps, tinggi 500 cps, medium 300 cps, ekstra rendah 20-30 cps. Pengukuran dilakukan terhadap 1 % larutan alginat pada suhu 20 oC (13). Pada umumnya alginat dari sargassum dan turbinaria mempunyai viskositas rendah, tapi dapat membentuk gel yang bagus.
• Gelatinisasi
Pada konsentrasi tertentu larutan alginat akan menjadi gel bila asam atau logam-logam polivalen ditambahkan pada natrium, kalium atau amonium alginat. Kemampuan alginat membentuk gel secara reaksi dengan garam kalsium merupakan sifat yang penting. Biasanya sebagai sumber kalsium adalah kalsium karbonat, kalsium sulfat, dan kalsium klorida (7). Larutan natrium alginat 1-12 % akan menjadi keras seperti gel oleh penambahan kalsium atau ion-ion bervalensi 2(Ba2+, Pb2+, dan Sr2+) (14). Semakin tinggi konsentrasi alginat dan derajat polimerisasinya, semakin kuat gel yang terbentuk. Kekuatan gel dapat dikontral atau diatur sehingga dapat dihasilkan gel yang lunak atau lembut, yang elastis, yang keras ataupun yang kaku (13).
d. Sifat Kimia Alginat
Alginat terdiri dari satuan-satuan asam D-mannopiranosil uronat (=M) dan asam L-gulopiranosil uronet (=G). Molekul alginat merupakan kopolimer dari satu rantai yang terdiri dari monomer-monomer M, satu rantai yang terdiri dari monomer-monomer G, dan satu rantai yang terdiri dari monomer-monomer M dan G berselang-seling. Perbandingan M dan G berbeda-beda pada setiap jenis alga penghasil alginat. Hal ini akan mempengaruhi sifat-sifat alginat (13).







Gambar 3 Struktur Asam Alginat
















Gambar 4 Struktur Asam Alginat (Blok G-M)
Krterangan : (I) blok guluronat
(II) Blok manuronat

e. Isolasi Alginat
Pada isolasi alginat, tahap pertama adalah menghilangkan senyawa yang larut air dan mereduksi bahan menjadi ukuran yang sesuai untuk proses selanjutnya. Alginat diekstraksi dengan menggunakan natrium karbonat dan disaring, lalu filtrat diputihkan. Ditambahkan kalsium klorida untuk mendapatkan endapan garam kalsium. Kemusian ditambahkan asam klorida untuk mengubah garam kalsium menjadi asam alginat. Asam alginat diubah menjadi garam natrium dengan penambahan alkali yang sesuai. Garamnya kemudian dikeringkan. (4)
Pengandapan dengan alkohol merupakan metode yang efektif untuk menghilangkan natrium alginat dari zat pewarna, tetapi pengendapan dengan asam atau kalsium lebih efektif untuk menghilangkan protein atau fukoidan yang pada umumnya terdapat pada ekstrak. (17)
Penggunaan senyawa oksidator seperti pemutih, digunakan untuk memperbaiki warna (17). Endapan kalsium alginat biasa diputihkan dengan larutan natrium hipoklorit 1 %. (18)
Natrim alginat diekstraksi dengan natrium karbonat 0,8 %. Perlakuan dengan natrium karbonat dapat dilakukan pada suhu 85 oC selama 4 jam.(19)
Produk akhir alginat yang masih mengandung kontaminan dan zat warna perlu dimurnikan karena senyawa kontaminan tersebut akan mengganggu sifat viskositas produk akhir. Pemurnian dapat dilakuakan dengan pencucian memakai air atau alkohol. Produk akhir alginat dalam bentuk serbuk atau tepung diperoleh dengan pengeringan pada suhu tidak terlalu tinggi. Proses ini biasanya didahului oleh pengepresan atau sentrifuse untuk menghilangkan kandungan air dari tepunga alginat. (8)

1.3.2 Steriod
Pada dasarnya steroid dihasilkan di dalam tubuh melalui sistem endokrin. Pada kenyataannya streoid juga dapat disintesis di dalam tbuh hewan di samping itu dapat ditemui dalam tanaman.
Pada umumnya streoid dapat diekstraksi dari beberapa ganggang laut termasuk kelas Phaeophyceae. Fukosterol adalah streoid yang merupakan kelompok senyawa triterpenoid. Terpenoid berasal dari molekul isoprena CH2 = C(CH3) – CH = CH2 dan kerangka karbonnya dibangun dari rangkaian 5 atom C ini. Terpenoid terdiri atas beberapa golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpen yang mudah menguap seperti minyak atsiri (C10 dan C15) diterpen yang lebih sukar meguap (C20), senyawa cenderung atau tidak mudah menguap seperti triterpenoid dan sterol (C30) dan pigmen karotenoid (C40).
Dari uaraian diatas triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6 satuan isoprena dan merupakan turunan skualena (C30 asiklik). Uji yang spesifik menggunakan pereaksi liebermen-Burchard (anhidrat asetet-asam sulfat pekat) yang memberi warna hijau-biru. Triterpenoid terdiri atas beberapa senyawa yaitu teriterpena sebanarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. (20)
Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cairan siklopentana perhidrofenantrena. Syawa sterol banyak ditemukan di dalam jaringan timbuhan dalam bentuk bebas atau bentuk glikosida berikatan dengan gula.
Senyawa streol secara umum dalam tumbuhan adalah fitisterol terdiri dari sistosterol, stigmasterol dan kompresterol. Sterol tertentu terdapat dalam fungi yaitu ergistreol, dalam alga coklat terdapat fukosterol dan sesepora kolesterol terdapat dalam alga merah. Fukostreol yang merupakan komponen Phaeophyceae bermanfaat antara lain untuk hormon seks dan steroid lainnya.


















BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian meliputi penyiapan bahan, identifikasi pemeriksaan karakteristik simplisia dan penafisan fitokimia.
Penyiapan bahan meliputi determinasi tumbuhan, pengumpulan bahan (Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing), sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering, dan penyimpanan simplisia. (21)
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, kadar abu yang tidak larut asam, penetapan kadar abu larut air, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol berdasarkan Materia Medika Indonesia. Penapisan fitokimia menggunkan metode Fransworth yang meliputi pemeriksaan kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid/triterpenoid.(22,23)
Pemeriksaan alginat hasil isolasi dan alginat dari pasaran diperiksa menurut USP XXIII (National Formulary XVIII) dan Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Pada isolasi alginat, serbuk simplisia dicuci dengan air panas kemudian direndam dengan kaporit selama 1jam, 2 jam dan tanpa perendaman. Kemudian dilakukan praekstraksi dengan konsentrasi asam klorida 1 N.
Praekstraksi dengan menggunkan asam klorida 1 N dilakukan pada suhu 60 oC selama 3 jam. Setelah disaring diekstraksi dengan natrium karbonat pada suhu 85 oC selama 4 jam, selanjutnya dilarutkan dalam air panas untuk mendapatkan endapan kalsium alginat. Untuk memperbaiki warna ditambahkan natrium hipoklorit. Penambahan natrium karbonat untuk mengubah endapan kalsium alginat menjadi larutan natrium aginat. Pemurnian dilakukan dengan menambah asam klorida 2 N sampai pH 3. Asam alginat yang terebentuk ditambah natrium karbonat sampai pH 7, kemudian natrium alginat yang diperoleh dikeringbekukan.
Pemeriksaan alginat yang diperoleh dengan alginat yang ada di pasaran meliputi identifikasi, susut pengeringan, uji batas mikroba, kadar abu total, kandungan logam timbal, juga dilakuakn pemeriksaan terhadap pemerian, viskositas, dan kelarutan. Karaktreisasi alginat dilakuakn dengan spektrofotometer ultraviolet dan spektrofotometer infra merah.























BAB III
BAHAN DAN ALAT


3.1 Bahan
Turbinaria conoides (C. Agardh ) kuetzing, kloralhidrat, asam klorida, natrium hipoklori, natrium karbonat, kalsium klorida, asam sulfat, toluena, amonia klorofom, preaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, alkohol, serbuk magnesium, amil alkohol, besi (III) klorida, natrium hidroksida, eter, pereaksi Liebermann-Burchard, pereaksi Molish, gelatin.

3.2 Alat
Krus pijar, geas kimia, kertas saring, alat destilasi, mortir dan stamper, tabung reaksi, gelas ukur, cawan penguap, batang pengaduk, mikroskop, kaca objek, corong, kertas pH, termometer, eksikator, kaca arloji, kain batis, cawan petri, alat pengering beku, viskometer Brookefield LVDV-II, Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel (Hewlett packard HP 8452), Spektrofotometer Infra Merah (FTIR Perkin Elmer 1600 seriaes), Spektrofotometer Serapan Atom (Shimadzu AA-680 Merk).










BAB IV
RANCANGAN KERJA


4.1 Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan meliputi pengambilan dan pengolahan bahan (sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dibuat serbuk/penghalusan).
4.1.1 Pengimpulan Bahan Baku
Tanaman yang diteliti yaitu Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing dikumpulkan dari daerah pesisir Pantai Karangpapak Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Pengumpulan dilakukan pada saat pantai sedang surut yaitu pada sore dan pagi hari.
4.1.2 Determinasi Bahan
Bahan yang telah dikumpulkan identitasnya ditentukan dengan melakukan detarminasi di ITB, Bandung. Untuk keperluan ini bahan diawetkan dalam etanol 70%.
4.1.3 Pengolahan Bahan Baku
Bahan baku yang masing basah diolah lebih lanjut menjadi simplisia kering yang dapat disimpan.(21)
i. Sortasi Basah
Alga laut dipisahkan dari jenis alga lain yang hidup berkoloni dengan Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing di laut dan material lain.
ii. Pencucian
Alga laut kemudian dicui dengan air bersih untuk menghilangkan garam laut yang menempel.



iii. Pemotongan
Alga laut yang basah masih berupa talus yang panjang, dipotong-potong menjadi bahan yang lebih kecil untuk mempermudah pengeringan dan penyimpanan lebih lanjut.
iv. Pengeringan
Alga laut yang telah bersih dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari hingga kering benar (simplisia rapuh).
v. Sortasi Kering
Setelah pengeringan, simplisia dibersihkan dari material yang masih menempel pada simplisia kering, dari serangga dan lain-lain.
vi. Pembuatan Serbuk Simplisia
Simplisia kering dan bersih kemudian dikurangi ukurannya dengan cara dibuat serbuk menggunakan alat penggilingan. Serbuk simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar.
4.2 Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karaktristik terhadap Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing dilakukan menurut metode yang tercantum pada Materia Medika Indonesia. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu larut air, penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol.(22,24)
4.2.1 Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap tumbuhan segar. Pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan dengan mengamati sayatan melintang thalus, dengan mikroskop menggunakan pelarut kloralhidrat untuk melihat karakteristk khas dari Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing.




4.2.2 Penetapan Kadar Abu Total
Sebanyak 2-3 gram uang telah digerus, ditimbang seksama, dimasukan kedalam krus platina atau silikat yang telah dipijar dan ditara. Bahan diratakan, dipijarkan perlahan-lahan sampai arang habis, didinginkan, ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, disaring melalui kertas saring dalam krus yang sama. Dimasukkan filtrat ke dalam krus, diuapkan dan dipijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
4.2.3 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit. Dikumpulkan bagian yang telah larut asam, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap lalu ditimbang. Dihitung kadar abu tidak alrut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara.
4.2.4 Penetapan Kadar Abu Larut Air
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit. Dikumpulkan bagian yang tidak larut, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas dan dipijarkan selama 15 menit pada suhu yang tidak lebih dari 450 oC hingga bobot tetap lalu ditimbang. Dihitung kadar abu larut air terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
4.2.5 Penetapan Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Proses berikut dilakukan sebagai berikut :
Ditimbang 1-5 gram sampel dalam bobot timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan yaitu 105 oC selama 30 menit dan telah dikeringkan. Zat dalam botol timbang diratakan dengan cara digoyangkan botolnya hingga terdapat lapisan setebal 1-10 mm, dimasukan kedalam ruang pengering dan tutupnya dibuka. Dikeringkan pada suhu 105 oC hingga botol tetap. Botol harus segera ditutup jika lemari pengering dibuka. Botol dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan dingin sampai suhu kamar.bobot ditimbang.
4.2.6 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan secara destilasi. Tabung penerima dan pendingin dibersihkan dengan pencuci, dibilas dengan air dan dikeringkan dalam lemari pengering. Ke dalam labu kering dimasukkan sejumlah zat yang ditimbang secara sekama yang diperkirakan mengandung 2-4 ml air. Dimasukkan 200 ml toluena kedalam labu penerima melalui alat pendingin. Labu dipanaskan dengan hati-hati selama 15 menit, setelah toluen mulai mendidih kecepatan penyulingan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluen. Penyulingan dilanjutkan selama 5 menit. Tabung penerima dibiarkan mendingin hingga suhu kamar. Setelah air dan toluene memisah sempurna volume air dalam tabung dapat dihitung.
4.2.7 Penetapan Kadar Sari Larut Air
Serbuk simplisia terlebih dahulu dikeringkan diudara, kemudian 5 gram serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dengan meggunakan 100 ml air kloroform P, dalam labu tersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian bibiarkan selama 18 jam. Kemudian disaring, dan 20 ml filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, kemudian dipanaskan sisa pada suhu 105 oC hingga botol tetap. Kadar dihitung terhadap bobot bahan yang telah dikeringkan.
4.2.8 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
Serbuk simplisia terlebih dahulu dikeringkan diudara, kemudian 5 gram serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dengan meggunakan 100 ml etanol (95%), menggunakan labu tersumbat sambil berkali-kali dikocok elama 6 jam pertama dan kemudain dibiarkan selama 18 jam. Kemudian disaring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol. Kemudaian 20 ml filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, kemudian sisa dipanaskan pada suhu 105 oC hingga bobot tetap yang sudah dikeringkan.

4.3 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia meliputi pemeriksaan terhadap senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin dan steroid/triterpenoid.
4.3.1 Pemeriksaan Golonhan Alkaloid
Sebanyak 2 gram serbuk ditambahkan 5 ml amonia, digerus dalam lumpang. Kemudian ditambahkan 20 ml kloroform, gerus kuat dan saring, hingga diperoleh filtrat (larutan A). Sedikit larutan A diteteskan pada kertas saring, kemudian diteteskan pereaksi Dragendorff. Warna jingga pada kertas saring menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid. Selanjutnya larutan A diekstraksi dua kali dengan menggunakan asam klorida 10% v/v. Dimasukan kedalam tabung reaksi masing-masing 5 ml, kemudian masing-masing tabung diuji dengan menggunakan pereaksi Dargendorff dan pereaksi Meyer. Apabila terbentuk endapan merah pada pengujian menggunakan perekasi Dragendorff dan endapan putih pada pengujian menggunakan pereaksi Meyer berarti positif mengandung alkaloid.
4.3.2 Pemeriksaan Golongan Senyawa Flavonoid
Sebanyak 1 gram serbuk ditambahkan 100 mlair panas, didihkan selama 15 menit, disaring (filtrat disebut larutan C). Ke dalam larutan C ditambahkan sedikit serbuk magnesium, perlahan-lahan diteteskan dicampuran etanol 50% dengan asam klorida (1:1 v/v). Kemudian ditambahkan amil alkohol dan kocok. Biarkan memisah. Apabila terbentuk warna kuning, jingga atau merah pada lapisan amil alkohol berarti positif mengandung flavonoid.



4.3.3 Pemeriksaan Golongan Saponin
Sebanyak 10 ml larutan C dikocok vertikal dalam tabung reaksi selama 10 menit . Apabila terbentuk busa yang stabil dalam 10 menit dengan penambahan asam klorida, berarti positif mengandung saponin.
4.3.4 Pemeriksaan Golongan Senyawa Tanin
Tambahkan 10 ml air panas ke dalam 1 gram serbuk bahan dididihkan selama 15 menit, disarig. Tambahkan larutan besi (II) klorida ke dalam 5 ml filtrat yang diperoleh. Apabila terbentuk warna biru atau ungu sampai hitam, berarti positif tanin. Ke dalam 5 ml larutan yang sama ditambahkan larutan gelatin, apabila terbentuk endapan putih berarti positif tanin.
Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui golongan senyawa tanin tersebut:
Ke dalam 5 ml larutan A ditambahkan pereaksi Steasny, yaitu campuran formalin 30 % dengan asam klorida pekat (2:1), Kemudian dipanaskan menggunakan tangas air. Apabila terbentuk warna merah muda maka positif mengandung tanin katekat. Hasil dari penentuan tanin katekat disaring, filrat dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditambahkan larutan besi (III) klorida 1 %. Apabila terbentuk warna biru, berarti positif tanin galat.
4.3.5 Pemeriksaan Golongan Senyawa Kuinon
Ditambahkan 100 ml air panas ke dalam 1 gram serbuk bahan kemudian dididihkan selama 15 menit, disaring. Ditambahkan beberapa tetes larutan natrium hidroksida 1 N. Apabila terbentuk warna merah berarti posiif kuinon.
Apabila hasil pemeriksaan tanin menunjukan hasil yang positif, maka dapat dilakukan pengujian kuinon sebagai berikut :
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia dimaserasi dengan 10 ml HCl 10 % selama beberapa jam. Larutan disaring dan dibagi menjadi dua, dimana satu bagian diekstraksi dengan benzena, bagian kedua diekstraksi dengan campuran eter : kloroform (2:1), kedua fase organik masing-masing dikeringkan sengan Na2SO4 anhidrat kemudian diuapkan sampai sepersepuluhnya (± 0,5 ml). Kedua ekstrak tersebut masing-masing dikocok dengan larutan NaOH 30 %. Apabila terbentuk warna merah, jingga atau violet pada fase air berarti positif mengandung kuinon.
4.3.6 Pemeriksaan Golongan Senyawa Steroid/Triterpenoid
Sebanyak 1 gram serbuk dimaserasi dengan 10 ml eter selama 2 jam, kemudian maserat diuapkan sampai didapat residu. Pada residu ditambhakna 2 tetes asam asetat dan 1 tetes asam sulfat. Apabila terbentuk warna merah, hijau, ungu, biru berarti positif mengandung sterol/terpenoid.
4.3.7 Pemeriksaan Golongan Senyawa Polisakarida
Sebanyak 1 gram serbuk dididihkan denagn 100 ml air, filtrat disaring dan dikeringkan pada cawan penguap. Filtrat kering ditambahkan asam sulfat pekat dan pereaksi Molisch. Apabila terbentuk warna merah ungu berarti positif mengandung polisakarida.

4.4 Isolasi Alginat
Tahapan Isolasi alginat dilakukan sebagai berikut :
a. Perendaman dengan kaporit selama 1 jam, dilakukan pemutihan dengan natrium hipoklorit.
b. Perendaman dengan kaporit selama 2 jam, dilakuakn pemutihan dengan natrium hipoklorit.
c. Tanpa perendaman dengan kaporit dan tanpa pemutihan dengan natrium hipoklorit.
Prosedur :
Sebanyak tiga cuplikan masing-masing 100 gram serbuk dicuci dengan air panas, lalu masing-masing direndam dengan kaporit selama 1 jam, 2 jam dan tanpa kaporit, kemudian disaring dan dicuci sampai bersih.
Alga dipanaskan selama 3 jam pada suhu 60 oC dengan asam klorida 1 N, residu dicuci dengan air suling sampai netral. Kemudian diekstraksi dengan natrium karbonat 0,8 % selama 4 jam pada suhu 85 oC.
Larutan natrium alginat diendapkan dengan kalium klorida 1 N, dikocok secara terus menerus untuk mendapatkan endapan kalsium alginat, kemudian disaring dan dicuci. Endapan kalsium alginat ditambah dengan natrium hipklorit 1 % berfungsi untuk memperbaiki warna, kemudian disaring dan dicuci sampai bersih.
Endapan kalsium alginat diubah menjadi larutan natrium alginat dengan menambahkan natrium karbonat, kemudian disaring. Proses pemurnian dilakukan dengan menambahkan asam klorida 2 N samapi pH 3.
Asam alginat yang terbentuk ditambah natrium karbonat sampai pH 7 untuk mendapatkan larutan natrium alginat, kemudian dikeringbekukan.

4.5 Pemurnian Alginat
Pemeriksaan alginat hasil isolasi dilakukan menurut USP XXIII (National Formulary XVIII) yang meliputi identifikasi, uji batas mikroba, kadar abu total, susust pengeringan, dan kandungan logam berat. Dilakukan juga pemeriksaan karakteristik selain yang tercantum dalam USP XXIII (National Formulary XVIII) yang meliputi pemerian, viskositas, kelarutan menurut Hanbook of Pharmaceutical Excipients, kejernihan dan spektrofotometri inframerah (IM).
4.5.1 Identifikasi
Identifikasi alginat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu:
a. Dalam 5 ml larutan (1 dalam 100) ditambahkan 1 ml kalsium klorida. Akan terbentuk segera endapan yang ringan, berbentuk gelatin.
b. Dalam 10 ml larutan (1 dalam 100) ditambahkan 1 ml asam sulfat 4 N. Akan terbentuk suatu massa yang berbentuk gelatin.(11)



4.5.2 Susut Pengeringan
Penetapan susut pengeringan dilakukan dengan menggunakan 1 gram serbuk alginat. Kemudian dilakukan pengeringan pada suhu 105 oC selama 4 jam. Susut pengeringan tidak lebih dari 15 %.(25)
4.5.3 Uji Batas Mikroba
Uji batas mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob hidup dalam alginat. Dilakukan dengan cara sebagai berikut : ditimbang 22,75 gram Sadouroud Dextrose Agar (SDA) ke dalam 350 ml air suling, kemudian dididihkan sampai larut. Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dibungkus kain kasa dan disterilkan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Kemudian ditimbang 1 gram zat uji ditambahkan ke dalam 99 ml air (Aqua Pro Injection) bersuhu antara 8 o dan 10o C dalam wadah yang cocok, dicampur sambil digoyangkan hingga sampel basah merata, dibiarkan selama 1 jam pada suhu antara 8 o dan 10o C. Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 45 oC ± 1 oC selama 30 menit atau lebih hingga sampel larut sempurna. Dipipet 1 ml sediaan yang diuji, dikocok baik-baik ke dalam masing-masing 2 cawan petri. Segera ditambahkan 15 ml SDA yang telah dicairkan dan dibiarkan hingga suhu 45 oC. Cawan ditutup, dicampur dengan memiringkan atau memutar cawan. Secepat mungkin dibekukan, cawan dibalikkan dan diinkubasi pada suhu antara 30 oC dan 35 oC selama 48 jam. Jika terdapat pertumbuhan, dihitung jumlah koloni masing-masing cawan dan diamati. Jumlah angka kuman tidak lebih dari 200/gram.(24)
4.5.4 Kadar Abu Total
Dipijarkan kurang lebih 4 gram zat yang telah ditimbang dalam cawan platina yang sudah ditara, sehingga residu mengarang sempurna (± 5 menit). Kemudian dipijarkan pada tanur bersuhu 800 oC ± 25 oC hingga semua arang terbakar habis (20 menit- 30 menit). Kadar abu tidak lebih dari 18 %-24 %. (25)

4.5.5 Kandungan Logam Berat
Sebanyak 1 gram alginat dipanaskan dengan 20 ml asam nitrat sampai natrium alginat larut. Pemanasan dilanjutkan sampai volume menjadi 7 ml. Didinginkan pada temperatur kamar dan diencerkan sampai volume 100 ml. Larutan diperiksa dengan spektrofotometri serapan atom.(25)
4.5.6 Pemeriksaan Karakteristik Natrium Alginat Secara Fisika
Pemeriksaan karakteristik natrium alginat secara fisika dilakukan terhadap alginat hasil isolasi dan alginat dari pasaran meliputi pemerian, viskositas, kelarutan dan kejernihan dalam air.
4.5.7 Pemeriksaan Karakteristik Natrium Alginat Secara fisikokimia
Pemeriksaan fisikokimia natrium alginat meliputi spektrofotometri inframerah. Alginat yang berupa serbuk dibuat lempengnya dengan alkali halida yang ditekan. Pada garis besarnya alginat dihaluskan sampai berupa serbuk halus, kemudian sicampur secara matriks dengan KBr (dapat juga digunakan TiBr, CsBr, NaCl, KCl). Selanjutnya campuran ditekan dalam suasana vacum. Pada tekanan tinggi campuran akan terbentuk lempeng KBr getas tembus sinar (transparan), dimana di dalamnya terdapat contoh pada yang terdispersi atau tersuspensi secara homogen.
Cara pembuatan pelet KBr :
a. Dihaluskan kristal KBr murni dalam lumpang
b. Diayak serbuk KBr yang sudah ditumbuk halus
c. Ditimbang KBr halus yang sudah diayak ± 0,1 gram
d. Ditimbang sampel padat kering (bebas air) ± 1 % dari berat kering
e. Dicampurkan KBr dan sampel dalam lumpang sampai tercampur rata
f. Disiapkan cetakan pelet, dicuci bagian sampel base dan tablet frame dengan kloroform.
g. Dimasukkan campuran dalam set cetakan pelet
h. Untuk meminimalkan kadar air hubungkan dengan pompa vakum
i. Cetakan diletakkan pada pompa hidrofobik kemudian diberi tekanan
j. Aktifkan pompa vakum, kemudian diturunkan tekanan dalam cetakan dengan cara membuka kran udara
k. Dilepaskan pelet KBr yang sudah terbentuk
l. Ditempatkan pelet KBr pada tablet holder, maka pelet siap untuk diukur.

Senin, 19 Januari 2009

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak hal-hal baru yang terjadi terutama perkembangan budaya. Budaya kita yang dahulu terkenal dengan keramahan, kesopan santunan, sekarang tinggal kenangan. Semuanya hilang ditelan zaman, seakan-akan tidak bangga lagi dengan budaya bangsa kita sendiri.Semua itu karena negara kita sudah terpengaruh oleh budaya barat yang memberikan pengaruh positif dan negatife. Namun bangsa kita lebih banyak meniru sisi negatifnya dari pada sisi positifnya. Tanpa disadari hal tersebut akan menjerumuskan bangsa Indonesia kedalam keterpurukan. Hal ini terjadi terutama di dalam pergaulan anak muda, anak muda sekarang sudah terpengaruh oleh budaya barat, mereka sudah tidak percaya diri lagi kalau gak mengikuti budaya barat. padahal sebenarnya hal tersebut bukan jati diri mereka yang sebenarnya. Contoh hal negative akibat dari pengaruh budaya barat yaitu kenakalan remaja. pergaulan anak muda zaman sekarang sudah mulai terpengaruh oleh budaya barat, salah satunya kenakalan remaja.
Kenakalan remaja saat ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini karena kenakalan remaja yang tampak bukan hanya pencarian jati diri remaja melainkan sudah mengarah pada tindakan kriminal.
Misalnya, anak muda yang tidak mengetahui napza menjadi tahu dan malahan menggunakan napza, anak sekolah yang pergi ke sekolah dan berkumpul untuk belajar jadi mengarah untuk melakukan hal negative seperti mabuk-mabukan dan tawuran. Hal ini disebabkan oleh pergaulan yang terlalu bebas serta faktor-faktor lain yang mendukungnya. Pergaulan yang terpengaruhi oleh budaya barat dapat menjerumuskan diri sendiri dan orang lain.




















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kenakalan remaja
Secara etimologi kenakalan remja atau juvenile delinguency berasal dari kat latin yaitu juvenilis dan delinguere. Jupenilis yang berarti anak muda, sedangkan delinguere adalah kejahatan.jadi secara bahasa juvenile delinguency atau kenakalan remaja adalah gejala sakit secara sosial pada anak-anak remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabdian sosial sehingga mereka itu mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
Menurut Fuad hasan kenakalan remaja adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bila dilakukan oleh orang dewasa dikualipikasikan sebagai tindak kajahatan. Pendapat lain mengatakan bahwa kenakalan remaja adalah semua perbuatan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat yang dilakukan oleh anak muda.
Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena dapat menimbulkan kemungkinan Gap generation sebab anak yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir kearah negative.
Bila kenakalan remaja dilakukan oleh orang dewasa maka di sebut kejahatan,tetapi batas usia untuk menentukan kenekalan remaja ternyata belum ada batas tegas dari berbagai negara.Contoh diInggris batas kenakalan antara 8 tahun ke bawah,di AS dari 16 tahun sampai 18 tahun, sedangkan di Indonesia menurut KUHP pasal 45 menyebutkan bahwa belum dewasa anak tersebut belum 16 tahun umurnya.Begitu pula menurut agama isla untuk perempuan bias disebut dewasa apabila ia telah mengalami menstruasi atau kira-kira 9 tahun keatas, sedangkan laki-laki dianggap dewasa apabila ia sudah brusia 16 tahun.
2.2.Teori penyimpangan
2.2.1.Teori pergaulan berbeda .
Teori ini diciptakan oleh Edwin H.Sutherland.Menurut teori ini penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
2.2.2.Teori Labeling
Menurut Edwin M.Lemet ,seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling yang di berikan masyarakat kepadanya.Maksudnya ialah pemberian julukan ,cap,atau merk yang biasanya negative kepada seseorang
2.2.3.Teori fungsi
Menurut Durkheim,keseragaman dalm kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu berbeda satu sama lain.
2.3 Teori Kenakalan Remaja
2.3.1.Teori biologis
Tingkah laku sosiopatik pada anaqk dan remaja dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah orang tuanya. Misalnya penurunan gen orang tuanya.

2.3.2.Teori sosiologis
Para sosiologis berpendapat bahwa penyebab kenakalan remaja ini adalah murni sosiologia atau social-psikologi sifatnya.Misalnya disebabkan oleh pengaruh struktur social yang depiatip dan peranan social oleh internalisasi.
2.4 KUHP pasal 45
Menurut pasal ini perilaku delik(anak delikeun) yang masih di bawah umur maka ditentukan agar yang bersalah dikembalikan kepada orang tuanya.

















BAB III
PEMBAHASAN
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja dapat terjadi karena kurangnya memanfaatkan waktu luang atau kosong.sehingga mereka menggunakan hal tersebut untuk melakukan hal yang menyimpang,misalnya mabuk-mabukan,berkelahi, dan sebagainya. Kenakalan remaja juga terjadi karena beberapa faktor antara lain:
3.1. Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksnakan proses sosialisasi dan sivilisasi pribadi anak. Ditengah keluarga anak belajar cinta, kasih, simpati, loyalitas, ideology, bimbingan dan pendidikan. Keluarga memberikan pengaruh untuk pembentukan wtak dan kepribadian anak. Baik buruknya keluarga memberikan dampak baik buruknya jiwa dan jasmani seorang anak.hal yang dapat membawa anak remaja pada kenakalan remaja antara lain kurangnya rasa cinta dan perhatian orang tua dan pengawasan yang kurang dari orang tua.
a). Rumah tangga berantakan
Bila rumah tangga berantakan dan terus menerus dipenuhi komplik yang serius,keluarga menjadi retak, dan akhirnya mengalami percraian, maka mulailah serentakan kesulitan bagi anaknya. Dengan rasa cemas dan risau anak mengikuti pertengkaran antara ayah dengan ibunya. Anak tidak tahu harus memihak kepada siapa. Batin anak mejadi sangat tertekan, sangat menderita, dan merasa malu akibat ulah orangtuanya. Kemudian munculah banyak konflik batin dan kegalauan jiwa anak yang mengakibatkan mental si anak tersebut lemah dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatife.Mereka menjadi nakal, brutal, liar, urakan dan cenderung untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma.
b).Pengaruh buruk orangtua
Apabila dalam uau umah tangga memiliki anggta keluarga yang berprilaku buruk maka akan sangat berpegaruh terhadap anggota keluarga lainnya. Misalnya, ayahnya suka berjudi dan mabuk-mabukan maka akan memmperngaruhi peilaku anaknya, anaknya epikiran bahwa ayahku serang penjudi/pemabuk maka akupun bisa seperti ayahku. Hal yang dapat membawa anak remaja pada kenakalan remaja antara lain kurangnya rasa cinta dan perhatian orang tua dan Pengawasan yang kurang dari orang tua.
3.2. Faktor ketidak sanggupan remaja menyerap norma-norma yang berlaku
Karena ketidak sanggupan menyerap norma-norma yang berlaku seorang anak remaja tidak akan bias beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ini terjdi karena anak remaja menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna.
3.3. Faktor kejiwaan (Broken Heart)
Broken heart atau sakit hati biasanya juga mempengaruhi terhadap prilaku seorang remaja. Broken heart biasa diakibatkan oleh putus cinta dan kegalauan hati. Hal ini bisanya dialami oleh para remaja yang sedang dimabuk asmara. Remaja yang sedang mengalami hal tersebut sering melakukan hal-hal yang negative seperti mabuk-mabukan, membuat keonaran, dan melakukan tindakan yang cenderung mengarah kepada tindakan kriminal, karena bagi mereka hal tersebut bias membuat mereka bahagia dan masalah mereka terlupakan atau sebagai lahan lampiasan.
3.4.Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sekitar tidak slalu baik dan menguntungkan bagi pedidikan dan perkembangan seorang anak. Lingkungan ada kalanya dihuni oleh orang dewasa serta anak muda criminal dan anti social yang cenderung melakukan hal-hal negatife, hal-hal tersebut bias merangsang timbulnya reaksi emosianoal yang buruk pada anak-anak puber yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak remaja ini mudah terjangkit oleh pola criminal, asusila dan anti sosial.
Kelompok orang dewasa yang criminal biasanya terdiri dari orang-orang gelandangan, orang-orang yang malas bekerja namun berambisi besar untuk hidup mewah dan bersenang-senang. Pola hidup dan kebiasaan mereka banyak ditirukan oleh geng-geng pemuda berandalan baik yang masih sekolah maupun tidak sekolah. Jiwa para remaja sangat labil, oleh karena itu remaja akan mudah terbawa-bawa.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, kenakalan remaja juga dipengaruhi oleh factor motifasi. Yaitu motifasi di mereka mengenai hidup dan masa depan, khususnya motifasi yang berasal dari tuntutan lingkungan dan motifasi dari dalam diri mereka yang positif untuk itu diperlukan modal keterampilan dan materi untuk mendukung motifasi mereka tersebut.
Dilihat dari faktor-faktor diatas lingkunganlahyang sangat dominan mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja, sehingga menimbulkan pengauh buruk terhadap lingkungan lainnya seperti lingkungan sekolah. Pengaruh-pengruh buuk itu biasa mambahayakan lingkungan masyarakat itu sendiri juga lingkungan sekolah. Misalnya, dilingkungan sekolah itu terdapat sekelompok siswa brutal yang suka malak, mabok-mabokan dan menimbulkan keonaran sehingga mengganggu siswa lainnya yang akan melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Selain dari pada itu apabila ada seorang siswa yang jarang masuk kelas ketika jam pelajaran maka ia akan mempengaruhi dan mengajak siswa lainnya untuk tidak masuk kelas dan ikut bergabung dengannya. Dengan kata lain ia menularkan perilaku buruknya kepada teman-temannya.
Selain berpengaruh terhadap lingkungan sekolah, kenakalan remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Misalnya, jika seorang anak ingin sukses dan menjadi kader penerus bansa yang baik maka anak tersebut jangan sampai bergaul dengan anak lain yang sering kali bebuat kejahatan dan cenderung berprilaku buruk, karena itu akan mempengaruhi mental anak tersebut. Tetapi jika anak itu salah bergaul dan sudah terpengaruh oleh kenakalan remaja maka anak tersebut akan rusak, dan perkembangan anak pun akan terganggu. Pengaruh-pengaruh itulah yang menimbulkan anak-anak yang baik menjadi nakal, liar dan brutal sehinga merusak penerus bangsa lainnya.
Dari faktor-faktor di atas banyak sekali remaja yang merasakan dirinya tidak berguna dan merasa dikucilkan, sehingga mereka melakukan hal-hal atau tindakan-tindakan yang berlebihan. Dan tidak hanya menyebabkan kenakalan di lingkungan sekolah tetapi juga menyebabkan banyak kenakalan remaja di dalam masyarakat. Contohnya seperti adanya sekelompok geng, penyimpangan seks, narkoba, dan hal-hal yang merasa dirinya puas akan segala sesuatu perbuatan.














BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Banyak sekali para remaja melakukan aksi-aksinya untuk memuaskan keinginanya mulai dari cara berpakaian dan tingkah laku yang dapat meresahkan atau mengganggu kenyamanan belajar mengajar di sekolah dan mereka membawanya ke lingkungan masyarakat terutama dalam tingkah laku mereka yang tidak pantas untuk dilihat. Oleh karena itu peran orang tua dan lingkungan sangat diperlukan dalam mendidikan anak-anaknya.
4.2. Saran
Para remaja ini sangat diperlukan dan diandalkan oleh negara Indonesia terutama melanjutkan perjuangan nanti di masa depan, oleh karena itu remaja sekarang harus bisa berpikir positif dan melakukan hal-hal yang positif pula. Dan meninggalkan hal-hal yang tidak begitu penting yang dapat menimbulkan atau menyebabkan hal-hal yang negatife.Generasi muda adalah cerminan dari bangsa kita kedepan. Mari kita jaga generasi muda saat ini







Daftar Pustaka
Gunarsa Singgih D at al, 1988, Psikologi Remaja, BPK Gunung Mulya, Jakarta
Kartini Kartono,1986, Psikologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta
Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Http // : www. Google.com

Senin, 12 Januari 2009

sihir

Sihir dan sejenisnya dari cakupan ilmu-ilmu hitam makin populer dewasa ini. Para 'pakar' berikut iklan 'sihir'-nya bisa ditemui di hampir semua media massa. Merekalah yang seakan-akan menguasai rahasia dan kunci-kunci kehidupan.
Eksistensi mereka kian diperkuat dengan dongeng-dongeng takhayul nenek moyang utamanya yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan nusantara di masa lampau. Jadilah semua itu sebagai sebuah ajaran dan aliran tersendiri yang dibahasakan sebagai bagian dari agama.
Ironisnya, sebagian kaum muslimin kian terbentuk akal dan pikirannya dengan semua itu. Lahirlah kemudian keyakinan yang berasal dari akal yang jumud yang tergantung dan menggantungkan segala-galanya kepada orang-orang "sakti" tersebut.
Bahagia dan sengsara, senang dan susah, sehat dan sakit, berhasil dan gagal, maju dan mundur seolah-olah ada di tangan mereka. Umat pun mulai lupa akan kekuasaan dan ketentuan Allah.



Definisi Sihir

Secara etimologis atau bahasa, sihir diartikan sebagai sesuatu yang halus dan rumit sebabnya (Mukhtar Ash-Shihah, hal. 208 dan Al-Qamus, hal. 519). Oleh karena itu, waktu sahur terjadi di malam hari karena aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada waktu itu tersembunyi.
Adapun secara terminologis (istilah), terjadi perbedaan pendapat di antara ulama dalam mengungkapkan dan mendefinisikan sihir. Di antara mereka ada yang mendefinisikan sihir sebagai jimat-jimat, jampi-jampi, dan buhul-buhul yang berpengaruh pada hati dan badan, yang mengakibatkan sakit, mati, terpisahkannya antara suami dan istri atas izin Allah. Di antara mereka ada Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul 'Azis Sulaiman Al-Qar'awi dalam kitab Al-Jadid fi Syarah Kitabut Tauhid (hal. 153), Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin di dalam kitab Al-Qaulul Mufid (2/5), dan Asy-Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan dalam kitab At-Tauhid.
Asy-Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi mengatakan: “Ketahuilah bahwa sihir tidak akan bisa didefinisikan dengan definisi yang menyeluruh dan lengkap karena terkandung banyak permasalahan. Dan dari sinilah berbeda ungkapan para ulama dalam mendefinisikan dan perselisihan yang jelas.” (Adhwaul Bayan, 4/444)
Namun dari kedua tinjauan ini, sangat jelas bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh dalam kehidupan manusia. Sihir merupakan bentuk perbuatan tersembunyi yang akan memberi pengaruh terhadap badan, pikiran, dan hati seseorang dengan bantuan makhluk halus baik melalui jampi-jampi, ikatan-ikatan buhul yang berakibat merusak badan, pikiran, dan hati seseorang.




Hakekat Sihir

Merupakan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh pada seseorang yang disihir. Keyakinan ini dibangun di atas dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah. Allah berfirman:
وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِيْنُ عَلىَ مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ
“Dan mereka mengikuti apa-apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu yang mengerjakan sihir). Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir), dan mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (Al-Baqarah: 102)
قَالُوْا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيْدَانِ أَن يُّخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَ بِطَرِيْقَتِكُمُ الْمُثْلىَ. فَأَجْمِعُوْا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوْا صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنْ اسْتَعْلىَ. قَالُوْا يَا مُوْسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُوْنَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى. قَالَ بَلْ أَلْقُوْا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى. فَأَوْجَسَ فَيْ نَفْسِهِ خِيْفَةً مُوْسَى. قُلْنَا لاَ تَخْفْ إِنَّكَ أَنْتَ اْلأَعْلىَ. وَأَلْقِ مَا فِيْ يَمِيْنِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوْا إِنَّمَا صَنَعُوْا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلاَ يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى.
“Mereka berkata: Sesungguhnya dua orang ini (Musa dan Harun) adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihirnya, serta hendak melenyapkan kedudukan kalian yang utama. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kalian kemudian datanglah dengan berbaris dan sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menang pada hari ini. Setelah mereka berkumpul, mereka berkata: Hai Musa, (pilihlah) apakah kamu yang melempar dahulu atau kamilah yang mula-mula melemparkan? Musa berkata: Silakan kalian melemparkan. Maka tiba-tiba tali dan tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan dia merayap dengan cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami (Allah) berkata: Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya dia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja dia datang.” (Thaha: 63-69)
فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوْا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوْهُمْ وَجَاءَ بِسِحْرٍ عَظِيْمٍ
“Maka tatkala melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut serta mereka mendatangkan sihir yang besar.” (Al-A’raf: 116)

Masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan hakikat sihir tersebut. Adapun dalil dari As Sunnah adalah sebagai berikut. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan.” Para shahabat bertanya: “Apa itu?” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari lalai.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Masih banyak dalil lain yang menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh.
Hafidz bin Ahmad Al-Hakami rahimahullah mengatakan: “Sihir adalah sesuatu yang benar-benar ada dan pengaruhnya tidak terlepas dari takdir Allah sebagaimana Allah berfirman: Mereka belajar dari keduanya perkara yang akan memecah belah hubungan suami istri dan mereka tidak akan bisa berbuat mudharat kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan pengaruhnya ada sebagaimana dalam hadits-hadits yang shahih.” (I’lam As Sunnah Al-Mansyurah hal. 153)
Musthafa Abu Nashr Asy-Syabli dalam ta’liqnya terhadap kitab di atas mengatakan: “Pengaruh sihir itu ada, dan tidak ada yang mengingkari kecuali orang yang sombong atau mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah. Beliau sebagai sebaik-baik manusia dan sayyid anak Adam pernah terkena sihir seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al-A’sham dan beliau terus dalam sihir tersebut selama 6 bulan.”
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (10/226) mengatakan: “Al-Maziri berkata: Sebagian ahli bidah mengingkari sihir yang menimpa Rasulullah ini. Mereka menyangka bahwa hal ini akan menjatuhkan kedudukan nubuwwah dan akan memberi keraguan. Mereka berkata: Siapa saja yang berkata demikian maka itu adalah pengakuan batil.”
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan mengatakan: “Dinamakan sihir karena terjadi dengan perkara yang sangat tersembunyi yang tidak akan bisa dilihat oleh mata. Yaitu berbentuk jimat-jimat, jampi-jampi, pembicaraan-pembicaraan, atau melalui asap-asap. Sihir memiliki hakikat dan di antaranya berpengaruh terhadap hati dan badan sehingga bisa menyebabkan sakit, terbunuh, dan memisahkan antara suami istri.” (At-Tauhid, hal. 21)
Abu Muhammad Al-Maqdisi di dalam kitab Al-Kafi (3/164) mengatakan: “Sihir adalah jimat-jimat, jampi-jampi dan ikatan-ikatan buhul yang berpengaruh pada hati dan badan yang akhirnya menyebabkan sakit dan mati dan juga akan memisahkan antara suami istri. Allah berfirman: Lalu mereka belajar dari keduanya (Harut dan Marut) sesuatu yang akan bisa memisahkan antara seorang suami dengan istrinya. Allah juga berfirman: “Dan kejahatan wanita-wanita yang meniupkan buhul-buhul.” Yaitu tukang-tukang sihir dari kaum wanita yang mereka mengikat buhul-buhul dalam sihirnya lalu menjampinya. Jika sihir itu tidak ada hakikatnya, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berlindung darinya.”




Hukum Mempelajari Sihir

Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum mempelajari sihir ini.
Pendapat pertama, Al-Imam Malik berkata bahwa belajar sihir atau mengajarkannya menyebabkan pelakunya kafir meskipun dia tidak menggunakannya. Karena, pada sihir terdapat unsur pengagungan terhadap setan dan mengaitkan semua kejadian yang ada di alam ini kepada mereka. Dan tidak akan dikatakan oleh orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir bahwa mereka tidak kafir.
Pernyataan ini juga diucapkan oleh Al-Imam Ahmad dalam riwayat darinya yang lebih masyhur dinukil dari shahabat 'Ali radhiallahu anhu dan dikuatkan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni.
Pendapat kedua, adalah pendapat Al-Hanafiyyah. Mereka merinci hal yang demikian. Apabila mempelajari sihir agar dia terjaga darinya, maka dia tidak kafir. Bila dia mempelajarinya dengan keyakinan bahwa dibolehkan atau akan memberi manfaat baginya, maka ini adalah kufur. Yang berpendapat demikian juga adalah Asy-Syafi’i dan mayoritas pengikut beliau, serta dikuatkan oleh Al-Qurafi, Asy-Syinqithi, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar. (Al-Fath, 10/224 dan Adhwaul Bayan, 4/44)
Pendapat ketiga, belajar sihir tidak kafir. Ini merupakan salah satu pendapat Al-Imam Ahmad yang tidak kuat, dan dicela pendapat ini oleh Ibnu Hazm. (Lihat Fathul Bari, 10/224, Adhwaul Bayan, 4/44, Tafsir Ibnu Katsir, 1/128, Tafsir Al-Qurthubi, 2/43, Fathul Qadir, 1/151, dan Tafsir As-Sa’di, hal. 42)
Ash-Shan’ani dalam kitab Tath-hir Al-I’tiqad (hal. 44) mengatakan: “Belajar ilmu sihir bukan perkara yang sulit, bahkan pintunya yang paling besar adalah kufur kepada Allah dan menghinakan apa-apa yang diagungkan oleh Allah seperti meletakkan mushaf di WC dan sebagainya.”



Sihir Dalam Pandangan Agama

Ibnu 'Allan dalam kitab Dalil Falihin (8/284) mengatakan: “Sihir adalah hal-hal di luar kebiasaan yang terjadi melalui ucapan-ucapan dan perbuatan dan mungkin untuk dilawan dengan yang sepertinya. Dan sihir itu adalah haram termasuk dari dosa besar.”
Allah berfirman:
وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنْ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ
“Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya di akherat.” (Al-Baqarah: 102)

Abdurrahman bin Hasan Alusy-Syaikh mengatakan: “Ayat ini menunjukkan atas haramnya sihir dan juga haram dalam agama suluruh para rasul sebagaimana firman Allah: Dan tidak akan beruntung tukang sihir dari mana saja dia datang. (Thaha: 69)
Pengikut Imam Ahmad telah menjelaskan tentang kafirnya belajar sihir dan mengajarkannya.” (Fathul Majid, hal. 336)
Asy-Syaikh Shalih Fauzan dalam ta’liq beliau terhadap kitab Al-'Aqidah Ath-Thahawiyyah mengatakan: “Sihir adalah satu bentuk perbuatan setan dan termasuk dari kekufuran kepada Allah, maka janganlah kamu tertipu dengan mereka.”
Ibnu Abil ‘Izzi dalam syarah beliau terhadap kitab Al-'Aqidah Ath-Thahawiyyah (hal. 505) mengatakan: “Para ulama telah sepakat bahwa jika sihir itu dalam bentuk meminta kepada bintang yang tujuh atau selainnya, mengajak berbicara atau sujud kepadanya, dan mendekatkan diri kepadanya baik dengan bentuk pakaian, atau cincin, asap-asap, sesajen, atau yang sejenisnya, maka ini termasuk jenis kekufuran dan pintu kesyirikan yang paling besar. Oleh karena itu wajib ditutup.”
As-Sa’di dalam Tafsir beliau mengatakan: “Jangan kamu belajar sihir karena yang demikian itu termasuk dari kekufuran.” (hal. 44)
Dari semua ucapan para ulama tersebut terambil dari dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah sebagaimana dalam firman Allah:
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
“Tidaklah keduanya mengajarkan sesuatu kepada seorang pun melainkan keduanya mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka janganlah kamu kafir.” (Al-Baqarah: 102)

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan: “Dari sini sangat jelas bahwa seseorang tidak mungkin mempelajari sihir melainkan dia harus kafir. Dan bila dia telah kafir maka dia akan mempelajarinya. Berdasarkan ayat ini maka tukang sihir hukumnya adalah kafir.”
Adz-Dzahabi dalam kitab beliau Al-Kabair (hal. 21-22) mengatakan: “Tukang sihir harus dikafirkan berdasarkan firman Allah: "Akan tetapi setan-setan yang kafir dan mengajarkan manusia sihir". Setan tidak memiliki tujuan dalam mengajarkan manusia ilmu sihir melainkan agar Allah disekutukan. Kamu melihat kebanyakan orang sesat karena masuk dalam ilmu sihir tersebut dan mereka menyangka hanya sebatas haram dan mereka tidak mengira kalau yang demikian itu adalah wujud kekafiran. Hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh karena dia kufur kepada Allah. Hendaklah setiap hamba bertakwa kepada Allah dan jangan sekali-kali dia masuk kepada perkara-perkara yang akan mencelakakan dirinya di dunia dan akhirat. (Al-Qaulul Mufid, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab Al-Yamani, hal. 137)
Adapun dari Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah hadits Abu Hurairah di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara penghancur..." di antaranya adalah sihir.
Al-Lajnah Daimah mengatakan: “Diharamkan untuk belajar sihir apakah belajarnya untuk diamalkan atau untuk menjaga diri. Allah telah menjelaskan dalam Al Quran tentang mempelajarinya dalah kekufuran. Allah berfirman: "Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diharamkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut. Sedang keduanya tidak mengajarkan kepada seorang pun melainkan mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu, maka janganlah kafir". Sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa sihir adalah salah satu dari dosa-dosa besar dan memerintahkan agar menjauhinya dengan sabdanya: "Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang akan menghancurkan...", kemudian beliau menyebutkan di antaranya: “Sihir.” Dan di dalam As-Sunan di sisi An-Nasa’i disebutkan: “Barangsiapa yang mengikat buhul lalu meniupkan padanya, maka sungguh dia telah melakukan sihir. Dan barangsiapa yang telah melakukan sihir maka sungguh dia telah melakukan kesyirikan.” (Fatawa Al-Lajnah, 1/367/368)



Hukuman Bagi Tukang Sihir


Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama apakah tukang sihir itu dihukumi kafir atau tidak. Kemudian, bagaimana dengan hukuman bagi mereka di dunia ini, apakah dibunuh atau tidak.
Jumhur ulama berpendapat bahwa tukang sihir adalah kafir secara mutlak. Di antara mereka adalah Malik, Abu Hanifah, pengikut Al-Imam Ahmad dan selain mereka. (Adhwaul Bayan, 4/455)
Di antara mereka ada yang mengatakan perlu dirinci, yaitu apabila di dalam sihir tersebut terkandung pengagungan terhadap selain Allah seperti bintang-bintang, jiwa-jiwa dan selainnya yang akan bisa mengantarkan kepada kekafiran, maka pelaku sihir tersebut adalah kafir tanpa ada perselisihan. Apabila sihir itu tidak mengandung kekufuran seperti menggunakan benda-benda tertentu seperti minyak dan selainnya maka ini adalah haram dengan keharaman yang keras dan pelakunya tidak bisa dikatakan kafir. (Adhwaul Bayan, 4/456)
Pendapat kedua ini yang dikuatkan oleh Asy-Syinqithi dalam kitab Adhwaul Bayan (4/456) dengan menyatakan: “Inilah yang benar insya Allah dari perbedaan-perbedaan para ulama tersebut.” Dan ini pula yang dirajihkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin dalam kitab Al-Qaulul Mufid (2/6).
Di antara para ulama ada yang menggabungkan kedua pendapat tersebut seperti yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Sulaiman dalam kitab Taisir Al-'Azizil Hamid (hal. 384): “Sebenarnya kedua pernyataan tersebut tidaklah berbeda. Adapun yang menyatakan tidak kafir dia menyangka bahwa sihir itu terjadi tanpa ada unsur kesyirikan. Padahal tidak demikian, bahkan sihir yang datang dari sisi setan tidak lepas dari kesyirikan dan penyembahan kepada setan. Oleh karena itulah Allah mengkafirkan mereka dengan firman-Nya: "Sesungguhnya kami adalah cobaan, maka janganlah kamu kafir". Adapun sihir yang berasal dari obat-obatan atau asap-asap maka ini bukan sihir. Dinamakan sihir majaz sebagaimana penamaan ucapan yang memukau dan namimah (mengadu domba) sihir, akan tetapi hal yang demikian ini haram karena mengandung mudharat dan pelakunya harus diberi pelajaran.” (lihat Syarah Nawaqidhul Islam, hal. 26)
Setelah kita mengetahui hukum dalam pandangan agama terhadap tukang sihir atau yang melakukannya kafir atau disebut sebagai pelaku maksiat, lalu bagaimana hukuman di dunia, harus dibunuh atau tidak?
Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya mengatakan: Ibnu Hubairah berkata: “Apakah dibunuh orang yang hanya melakukan perbuatan sihir atau tidak?” Malik dan Ahmad menyatakan ya (dibunuh), Asy-Syafi’i dan Abu Hanifah mengatakan tidak. Adapun apabila dia membunuh seseorang dengan sihirnya maka dia harus dibunuh menurut pendapat Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad.
Telah ada riwayat dari ulama salaf yang membunuh pelaku sihir. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Shahih beliau dari Bajalah bin ‘Abdah, berkata 'Umar bin Al-Khaththab: “...agar membunuh para tukang sihir.” Maka kami membunuh tiga tukang sihir.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdulwahab dalam Kitab At-Tauhid berkata: “Telah shahih dari Hafshah bahwa beliau memerintahkan untuk membunuh budak yang menyihirnya.” Dan telah shahih pula dari Jundub radhiallahu anhu.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam Fathul Majid (hal. 343) berkata: “Diriwayatkan pula yang mengatakan (tukang sihir harus dibunuh) dari 'Umar, 'Utsman, Ibnu 'Umar, Hafshah, Jundub bin Abdullah, Jundub bin Ka'ab, Qais bin Sa’d, dan 'Umar bin Abdul 'Aziz.”
Adapun Asy-Syafi’i tidak berpendapat dibunuh hanya sekedar menyihir kecuali apabila di dalam sihirnya itu telah sampai pada tingkat kufur. Demikian pula yang dikatakan oleh Ibnul Mundzir dan sebuah riwayat dari Imam Ahmad. Pendapat pertama lebih kuat berdasar hadit dari Anas dari Ibnu Umar dan orang-orang melakukan di masa pemerintahan beliau dan beliau tidak mengingkarinya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa (29/384) berkata: “Sungguh telah diketahui bahwa sihir adalah haram berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah, dan ijma’ umat. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa tukang sihir adalah kafir dan telah shahih dari 'Umar bin Al-Khaththab tentang harusnya dibunuh dan juga dari 'Utsman bin 'Affan, Hafshah bintu 'Umar, Abdullah bin 'Umar, dan dari Jundub bin Abdillah dan telah diriwayatkan secara marfu’ (sampai sanadnya kepada Rasulullah)."
Dari semua pendapat para ulama ini, jelas bahwa sihir merupakan sesuatu yang sangat berbahaya baik ditinjau dari sisi dunia maupun akherat. Oleh karena itu, telah shahih riwayat dari ulama salaf tentang keharusan membunuh mereka. Lalu apakah dibunuh mereka sebagai hukuman peringatan atau karena murtad?
Sepakat para ulama, kalau sihirnya itu sampai kepada batas kekufuran dan syirik, maka dibunuhnya adalah sebagai hukuman murtad. Dan terjadi perbedaan pendapat apabila sihirnya itu tidak sampai pada tingkatan kufur. Di antara mereka dibunuh sebagai hukuman (had) dan ada yang mengatakan dia dibunuh sebagai satu bentuk peringatan baginya dan orang lain.
Muhammad bin Amin Asy-Syinqithi dalam kitab Adhwaul Bayan (4/463) berkata: “Yang benar di sisiku adalah bahwa penyihir yang sihirnya belum sampai ke tingkat kufur dan dia tidak membunuh dengan sihirnya itu, maka dia tidak boleh dibunuh berdasarkan dalil-dalil yang qath’i (kuat) dan ijma’ atas terpeliharanya darah orang-orang Islam secara umum kecuali apabila datang dalil yang jelas. Membunuh tukang sihir yang belum sampai pada tingkatan kufur dengan sihirnya, tidak ada yang shahih dari Rasulullah. Dan menumpahkan darah seorang muslim tanpa ada dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih, belum jelas pembolehannya di sisiku.”
Dan ilmunya di sisi Allah, bersamaan dengan itu yang mengatakan harus dibunuh secara mutlak merupakan pendapat yang kuat sekali berdasarkan perbuatan para shahabat tanpa ada pengingkaran.
Apakah mereka harus dimintai taubat ataukah langsung dibunuh? Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama dan pendapat yang kuat berdasarkan tarjih Asy-Syinqithi dalam Adhwaul Bayan: “Kalau dia bertaubat maka taubatnya diterima, karena sihir tidak lebih besar daripada dosa syirik dan Allah menerima taubat tukang sihir Fir’aun dan menjadikan ketika itu sebagai walinya.” (lihat Syarah Nawaqidhul Islam, hal. 28)
Wallahu a’lam.
MENELITI SIHIR & ADANYA JIN DALAM TUBUH
Bagaimana hendak membezakan orang yang tersihir dengan orang yang kemasukan jin? Orang yang tersihir biasanya, mengeluhkan sesuatu yang tertentu yang datang begitu tiba-tiba, misalnya dia tiba-tiba membenci isterinya, padahal dia begitu mencintainya. Kebencian itu muncul tanpa sebab-sebab yang jelas. Atau mengeluh kerana rasa sakit pada seluruh tubuhnya yang datang dengan tiba-tiba. Lazimnya ia merupakan sihir yang disertai keterlibatan jin. Jin seperti ini adalah jin jenis yang merbahaya.
Sedangkan orang kemasukan jin, kalau tidak tiba-tiba menyendiri, pasti masih bergaul di tengah orang ramai, namun mengamuk dan melakukan kejahatan. Wajahnya akan berubah dari saat ke saat, yang kadang-kadang merah, kadang-kadang hitam. Perubahan warna itu kadang-kadang terjadi hanya pada sebahagian wajahnya. Di samping itu akan disertai mimpi-mimpi yang menakutkan, bahkan bertentangan, misalnya dia merasa jatuh dari tempat yang tinggi tetapi terlihat begitu takut dan kesakitan. Atau mengigau dengan mengucapkan perkataan-perkataan yang tidak kaharuan.
Di bawah ini adalah cara yang boleh mengetahui adanya sihir atau kemasukan jin dengan menguji si pesakit, berdasarkan ayat Al-Qur'an.
1. Bacalah akhir Surah Ibrahim pada telapak tanganmu :
2. Lanjutkan dengan akhir Surah Al-Mu'minin :
3. Selanjutnya teruskan Surah Al-Falaq :
4. Seterusnya Surah An-Nas :

Ketika membaca ayat-ayat di atas, letakkan mulutmu di telapak tangan kananmu, sehingga nafasmu atau sebahagian dari ludahmu mengenainya. Kemudian hulurkan telapak tanganmu itu di depan mata si pesakit and mintalah dia melihatnya. Kalau si pesakit itu sama sekali tidak boleh melihatnya atau penglihatannya silau atau nanar atau melihat tapak tanganmu berwarna sangat merah atau hitam atau melihat banyak salib di telapak tanganmu itu atau tiba-tiba kepalanya terasa pening atau menunjukkan suatu gejala yang muncul secara tiba-tiba, maka si pesakit itu tidak diragukan, terkena sihir ataupun kemasukan atau kedua-duanya sekali.
YANG BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN SUAMI-ISTERI
1. Ambillah tujuh lembar daun sirih hijau atau daun teratai. Tumbuklah sehingga lumat. ( Boleh juga dilakukan menggunakan mesin blender ).
2. Masuk tumbukan daun sirih atau daun teratai itu dalam satu mangkuk besar. Isi dengan air secukupnya untuk minum dan membasuh seluruh badan.
3. Letakkan telapak tangan kananmu pada air yang sudah diisi tumbukan daun sirih.
4. Sentuhkan bibirmu pada mangkuk, sehingga nafas atau air ludahmu mengenainya.
5. Bacakan ayat berikut ini dan arahkan pada air tersebut :
1.) Ayat Kursi :
2.) Lanjutkan dengan Surah Al-Kafirun :
3.) Lalu Surah Al-Ikhlas :
4.) Berikutnya Surah Al-Falaq :
5.) Selanjutnya Surah An-Nas :
6.) Berikutnya, ayat sihir dalam Surah Al-A'raf :
7.) Lalu ayat sihir dalam Surah Yunus ayat 79 - 82 :
8.) Terakhir, ayat sihir dalam Surah Thaha ayat 65 - 69 :

Setelah selesai bacaan ayat-ayat di atas, minumlah air itu kepada si sakit, kemudian mandikan ia dengannya. Ulangi seminggu kemudian dan sesudah itu, Insya' Allah, sihir itu tidak akan datang lagi.
MENGUSIR ATAU MEMBUNUH JIN
Bagaimana caranya untuk mengusir atau membunuh Jin yang jahat dan membangkang? Orang yang berusaha mengusir atau membunuh jin, tidak boleh tidak, haruslah orang yang betul-betul bertakwa kepada Allah, percaya akan pertolonganNya, selalu mematuhi ketentuanNya, dan selalu dalam keadaan berwhudu'. Menyingkirkan segala macam gambar atau patung dari tempat yang akan dijadikan tempat rawatan.
Sebab, gambar-gambar dan patung-patung itu memiliki daya tarik yang kuat bagi jin. Jika si pesakit seorang wanita, maka hendaknya dia memintanya berwhudu', lalu berbaring dengan kedua kakinya ditutupi selimut. Sebagai usaha berhati-hati, hendaknya diletakkan mushaf di atas kepala si pesakit tepat di arah pandangan matanya, sehingga jin tidak keluar dari tubuhnya lalu menghalang pandangan matanya.
Ada baiknya juga jika dletakkan mushaf di arah antara pusat dan auratnya. Selanjutnya hendaklah meminta kepada salah seorang yang soleh untuk memegang hujung telapak kaki kirinya atau telapak kaki kanan dan kirinya jika diperkirakan jinnya lebih dari satu, atau jinnya mengaku beragama Islam dan mengatakan bahawa dia adalah jin Sufi, yang merupakan jenis jin sangat berbahaya. Kemungkinan besar, jin jenis ini adalah jin yang sangat mudah menerima kebenaran Islam dan bersedia keluar dari tubuh si pesakit kerana tunduk atas perintah Allah.
Untuk mengusir atau membunuh jin, anda boleh membaca Ayat-Ayat Ruqyah. Cara-caranya boleh anda dapati di ruangan Proses Pengubatan. ( Cara pengubatan yang lengkap dengan pagar diri dan peringatan )
Di tengah-tengah bacaan Ayat Ruqyah itu tadi, bolehlah anda memohonkan kutukan Allah untuknya,
( *** Anda boleh mengulanginya dengan kutukan kepadanya yang berbunyi, "Aku mengutukmu dengan kutukan Allah yang sempurna," sebagaimana halnya, anda pun boleh mendo'akan kehancurannya. )
atau mengajaknya berdialog. Tetapi kalau lemah, dia akan diam saja. Kalau dia mahu berbicara, ajaklah dia masuk Islam. Mudah-mudahan melalui dirimu, Allah memberi petunjuk kepadanya.
Tetapi kalau dia bertahan dalam kekafirannya, maka diharapkan tidak begitu saja membunuhnya. Ingatlah akan Firman Allah : Tidak ada paksaan dalam memasuki Agama Islam: Biasanya dia akan meminta izin kepadamu untuk keluar. Kalau sudah begitu, katakan kepadanya, "Keluarlah dari ibu jari kaki sebelah kiri." Kemudian ambillah minyak wangi dan urutlah ibu jari kaki kiri itu sebanyak tiga atau empat kali, agar dia keluar dari pintu yang anda bukakan melalui urutan tersebut, sesudah dia berjanji untuk tidak mengulangi kezalimannya.
Jika ada jin degil dan lemah, sehingga tidak mahu berbicara, dan bagaimana hendak mengetahui bahawa dia telah keluar, ulangi bacaan-bacaan di atas. Kalau si pesakit sekali lagi merasakan kesakitan atau pening, sesak nafas atau lehernya dicekik, atau lumpuh pada bahagian anggota tubuhnya, atau sekujur tubuhnya menunjukkan kejang-kejang atau melihat si pesakit berusaha menutupkan jari-jarinya pada matanya, maka cegahlah dia melakukan hal itu. Sebab, yang demikian itu merupakan was-was yang dibuat jin tersebut dari dalam dirinya agar jin tersebut boleh menutupi matanya. Semuanya itu merupakan bukti bahawa jin ada dalam tubuhnya, dan bahawasanya dia telah berdusta.
Tiba di situ bolehlah mengusirnya dengan mengambil segelas air. Letakkan bibirmu di gelas, lalu bacalah Ayat Kursi, sepuluh ayat pertama surah Ash-Shaffat, Al-Falaq dan An-Nas, lalu minumkan air itu kepada si pesakit. Saat itu, maka jin tersebut akan mati dalam tubuh si pesakit. Segera ulangi mengambil air dan membacakan ayat-ayat tersebut beberapa kali, lalu minumkan kepadanya satu gelas air yang dicampur dengan garam, agar jin yang mengeram dalam perutnya dapat dimuntahkan. Kalau si pesakit tidak dapat muntah, tetapi ini jarang terjadi, maka jin tersebut akan keluar saat si pesakit buang hajat di kamar mandi. CARA MENGUSIR JIN YANG TINGGAL DALAM RUMAH
Jika kita benar-benar yakin bahawa di dalam rumah kita ada jin, maka ada dua ( 2 ) perkara yang harus kita lakukan :-
1) Hendaklah ada dua orang yang menyertai kita untuk pergi ke rumah tersebut, setelah sampai di rumah itu bacalah ayat tersebut :
1.) Bacaan ini hendaklah diulang sebanyak tiga kali.


Aku ingatkan kepada kamu dengan sumpah yang pernah diucapkan oleh Nabi Sulaiman; keluarlah dan pergilah kamu dari rumah kami. Aku sumpah kamu dengan nama Allah, keluarlah kamu dan janganlah kamu menyakiti seseorangpun.
2) Setelah itu jika kita masih merasakan bahawa masih ada sesuatu di rumah, maka ambillah bejana (tempat) yang berisi air, setelah itu letakkanlah jari kita didalamnya dan dekatkanlah mulut kita dengan air tersebut sambil membaca ayat-ayat berikut :
2.) Kemudian bacalah ayat-ayat lanjutan ini.




Dengan nama Allah, kami berada di petang hari ini dengan nama Allah Yang tidak ada satupun yang dapat menghalangi-Nya, dan dengan keagungan Allah Yang Maha Pencegah, kami berlindung, dan dengan semua nama-nama-Nya yang baik kami berlindung dari kejahatan syaitan-syaitan, baik dari golongan manusia mahupun dari golongan jin. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan segala sesuatu yang menampakkan diri dan yang menyembunyikan diri; dari kejahatan segala sesuatu yang keluar pada waktu malam hari dan yang bersembunyi pada waktu siang hari, dari kejahatan segala sesuatu yang menampakkan dirinya pada waktu siang hari dan menyembunyikan dirinya pada waktu malam hari, dan dari kejahatan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, yang kotor dan yang bersih. Kami berlindung dari kejahatan iblis dan pengikut-pengikutnya, dan dari kejahatan segala makhluk yang berada dalam kekuasaan-Mu. Sesungguhnya Tuhanku berada di atas jalan yang lurus. Aku berlindung kepada Allah dengan perlindungan yang pernah dimohon oleh Ibrahim, Musa dan Isa, dari kejahatan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, yang kotor dan yang bersih, dan dari kejahatan iblis dan pengikut-pengikutnya, dan dari kejahatan segala sesuatu yang derhaka.
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang direjam. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. "Demi (kumpulan) yang bersaf-saf dengan sebenarnya, dan demi (kumpulan) yang melarang dengan sebenarnya, dan demi (kumpulan) yang membacakan peringatan. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dan Tuhan tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang dekat dengan hiasan, iaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya sebenar-benarnya dari setiap syaitan yang sangat derhaka. Syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk menghalau mereka dan bagi mereka seksa yang kekal. Akan tetapi barangsiapa (diantara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
Selepas itu bawalah air tersebut ke seluruh penjuru rumah, dan letakkanlah sebahagian air itu di setiap penjuru rumah, maka dengan izin Allah, jin tersebut akan segera keluar. Kerjakanlah cara ini dengan niat yang ikhlas ketika membaca doa di atas dan mohonlah kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi.
Janganlah kita meninggalkan petunjuk ini, kemudian lalu mencari kesesatan para tukang sihir dan tukang ramal yang akan membawa kepada kesengsaraan dan bencana. Bermohonlah kepada Allah semoga Allah memasukkan kita kepada golongan orang-orang yang sentiasa memohon pertolongan kepada-Nya, dan sentiasa bertawakal dan mohon perlindungan dengan kekuasaan-Nya.

Rabu, 24 Desember 2008

MATEMATIKA

Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka'. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai berasal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga menegaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam saja sampai ilmu pasti, karena struktur mungkin menyediakan, untuk kejadian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikus belajar bidang dilakukan mereka untuk sebab yang hanya estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
Cakupan pengkajian yang disebut sebagai sejarah matematika adalah terutama berupa penyelidikan terhadap asal muasal temuan baru di dalam matematika, di dalam ruang lingkup yang lebih sempit berupa penyelidikan terhadap metode dan notasi matematika baku di masa silam.
Sebelum zaman modern dan pengetahuan yang tersebar global, contoh-contoh tertulis dari pembangunan matematika yang baru telah mencapai kemilaunya hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang pernah ditemukan adalah Plimpton 322 (Matematika Babilonia yang berangka tahun 1900 SM), Lembaran Matematika Moskow (Matematika Mesir yang berangka tahun 1850 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir yang berangka tahun 1650 SM), dan Shulba Sutra (Matematika India yang berangka tahun 800 SM).
Semua tulisan yang bersangkutan memusatkan perhatian kepada apa yang biasa dikenal sebagai Teorema Pythagoras, yang kelihatannya sebagai hasil pembangunan matematika yang paling kuno dan tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
[sunting] Apakah matematika?
Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmetika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
Silakan baca kutipan-kutipan lama atau kuno di:masa sih
Is Mathematics Beautiful?
Do We Need Mathematics?
Matematika sebagai Raja dan sekaligus Pelayan
Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya jaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmetika) sudah digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu turun hujan, dsb.
Sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai hoby tanpa memperdulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu-ilmu lain. Dengan perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika murni yang ternyata kemudian hari bisa diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.

TRIGONOMETRI
Sejarah awal
Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segi tiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Trigonometri sekarang ini
Ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.
Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi.
Ada pengembangan modern trigonometri yang melibatkan "penyebaran" dan "quadrance", bukan sudut dan panjang. Pendekatan baru ini disebut trigonometri rasional dan merupakan hasil kerja dari Dr. Norman Wildberger dari Universitas New South Wales.
PENJUMLAHAN DUA SUDUT (a + b)

sin(a + b) = sin a cos b + cos a sin b
cos(a + b) = cos a cos b - sin a sin b
tg(a + b ) = tg a + tg b
1 - tg2a

SELISIH DUA SUDUT (a - b)

sin(a - b) = sin a cos b - cos a sin b
cos(a - b) = cos a cos b + sin a sin b
tg(a - b ) = tg a - tg b
1 + tg2a

SUDUT RANGKAP

sin 2a = 2 sin a cos a
cos 2a = cos2a - sin2 a
= 2 cos2a - 1
= 1 - 2 sin2a
tg 2a = 2 tg 2a
1 - tg2a
sin a cos a = ½ sin 2a
cos2a = ½(1 + cos 2a)
sin2a = ½ (1 - cos 2a)

Minggu, 30 November 2008

lemak

Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliseria,digliserida dan trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat.

HO - CH2 R1 - COO - CH2 HO - CH2

HO - CH HO - CH R2 - COO - CH

HO - CH2 HO - CH2 R3 - COO - CH2

Gliserol Monogliserida Digliserida

R1 - COO - CH2

R2 - COO - CH




R3 - COO - CH2

Gambar 1. Trigliserida

Sumber-sumber lemak dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : Sumber dari tumbuh-tumbuhan seperti kedelai, biji kapas, kacang tanah, bunga matahari dan sebagainya. Dan sumber-sumber dari hewan seperti: babi, sapi, domba dan hewan-hewan laut seperti sardin, ikan paus. (7)

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh. Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. (8)

Sifat Fisika dan Kimia Lemak

Sifat Fisik

Warna :

Zat warna dalam lemak terdiri dari 2 golongan, yaitu : zat warna alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah.

Warna atau perubahan warna dapat disebabkan oleh pigmen berbagai tipe mikroorganisme yang tumbuh di atas media yang mengandung lemak.

Hubungan yang erat antara proses absorpsi dan timbulnya warna kuning dalam lemak tidak jenuh. Warna ini timbul selama penyimpanan dan intensitas warna bervariasi dari kuning sampai ungu kemerah-merahan. Warna kuning terutama dapat dihasilkan dari proses oksidasi gliserida linoleat, sehingga membentuk senyawa keton tidak jenuh yang berwarna kuning, atau protein dan basa nitrogen yang ikut terekstrak bersama-sama dengan lemak teroksidasi, menghasilkan warna kuning. (9)

Bau Amis (Fishy Flavor) :

Lemak atau bahan pangan berlemak, seperti krim, mentega, susu bubuk, hati dan kuning telur dapat menghasilkan bau tidak enak yang mirip dengan bau ikan yang sudah basi. Bau amis tersebut dapat juga disebabkan oleh interaksi antara trimetil-amin oksida dengan ikatan rangkap dari lemak tidak jenuh.(9)

Adanya tembaga dan besi akan mempercepat pembentukan peroksida lemak dan peroksida tersebut akan mengoksidasi lesitin. Terdapatnya sejumlah persenyawaan nitrogen yang berkombinasi secara kimia dengan minyak disamping menyebabkan bau amis, juga menyebabkan warna kuning atau cokelat. (9)

Kelarutan :

Lemak tidak larut dalam air, hanya sedikit larut dalam alkohol. Tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon disulfida dan pelarut-pelarut halogen. Ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non polar sebagaimana halnya lemak netral. (9)

Sifat Kimia

Reaksi yang penting pada lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi dan hidrogenasi. (9)

Lemak Babi

Lemak babi diperoleh melalui peleburan dari lemak jaringan dan lemak ginjal babi sehat. Dia menggambarkan suatu massa yang dapat disebarkan, tak berwarna tanpa bau yang menarik perhatian dan tanpa rasa, daerah leburnya terletak pada 38-40˚C.

Lemak babi dalam skala tinggi dapat terkena pembusukan lemak. Ketengikan ditimbulkan melalui perusakan bakterial dan sesepora ion logam berat. Lemak teroksidasi memiliki suatu bau tidak menyenangkan, dapat menyebabkan rangsangan selaput lendir dan merusak bahan obat peka oksidasi.

Melalui penyimpanan pada suhu rendah dibawah perlindungan terhadap udara dan cahaya (wadah yang terisi penuh), maka dicapai suatu stabilitas untuk beberapa minggu. Waktu daya tahan yang lebih lama dihasilkan melalui penambahan dari antioksidan dan dihindari dari air. Sebagai antioksidan digunakan damar menyan dan senyawa fenolis, terutama ester asam empedu. Air dihilangkan melalui penanganan dengan bahan asing (misalnya natriumsulfat yang telah dikeringkan).

Lemak babi setelah dibiarkan lebih lama mengambil sifat suatu butiran, yang dapat dihilangkan melalui pemanasan hati-hati. Akan tetapi pemanasan leburan terlalu tinggi menurut kemungkinannya dihindarkan, karena jika tidak pada pembekuannya terbentuk massa yang tidak homogen dengan daya sebar tidak memuaskan. Kemampuan menarik air dari lemak babi adalah rendah. Itu dapat diperbaiki melalui penambahan emulgator, yang tentu saja dalam pandangan terhadap daya tahannya menunjukkan sedikit arti. (8)

Demikian juga lemak babi yang digantung pada suhu kamar dengan RH rendah untuk mencegah kebusukan oleh mikroba dan bakteri. Ternyata bagian permukaan akan berubah warna, mula-mula warna krem kemudian berubah menjadi warna kuning dan akhirnya berwarna kuning kelabu. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa timbulnya warna kuning dalam lemak dapat terjadi pada suhu rendah, dalam waktu penyimpanan yang cukup lama. (9) Trigliserida lemak babi umumnya tersusun atas gliserol-1-palmitat-2,3-dioleat (kira-kira 80%) dan gliserol-1-palmitat-2-oleat-3-stearat (kira-kira 10%).

p P

O O

S S

Gliserol-1-palmitat-2,3-dioleat Gliserol-1-palmitat-2-oleat-3-stearat

Gambar 2. Trigliserida dari lemak babi

. Sifat Fisika dan Kimia Lemak Babi

Warna :

Warna kuning pada lemak babi disebabkan oleh pertumbuhan bakteri. Pigmen kuning yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat berfungsi sebagai indikator oksidasi reduksi. Warna kuning akan berubah menjadi warna kelabu kebiru-biruan jika terjadi kontak dengan peroksida lemak. Pigmen kuning yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini mempunyai struktur kimia yang hampir sama dengan senyawa karotenoid. (9)

Bau Amis (Fishy Flavor) :

Lemak atau bahan pangan berlemak, seperti lemak babi menghasilkan bau tidak enak. Bau amis tersebut dapat juga disebabkan oleh interaksi antara trimetil-amin oksida dengan ikatan rangkap dari lemak tidak jenuh. (9)

Mekanisme Pembentukan Bau Amis :

Mekanisme pembentukan trimetil-amin dari lesitin bersumber pada pemecahan ikatan C-N gugus choline (CH2OH, CH2, Nme3) dalam molekul lesitin. Ikat lemak, sehingga menghasilkan trimetil-amin.

Adanya tembaga dan besi akan mempercepat pembentukan peroksida lemak dan peroksida tersebut akan mengoksidasi lesitin. Terdapatnya sejumlah persenyawaan nitrogen yang berkombinasi secara kimia dengan minyak disamping menyebabkan bau amis, juga menyebabkan warna kuning atau cokelat. (9,10)

Penggunaan lemak babi tidak menyenangkan karena lemak babi berminyak dan akan mudah tengik jika terkena cahaya langsung dan teroksidasi di udara, selain itu lemak babi kurang begitu menyenangkan untuk digunakan karena dapat menyerang jaringan sensitif. (5)

Lemak babi netral memiliki kualitas paling tinggi: teksturnya lembut, warnanya putih dan nilai pKa tidak lebih dari 0,8. (11)

Lemak babi diperoleh dari semua jaringan lemak yang terpisah, mencakup residu. Lemak babi jenis ini mempunyai suatu nilai asam maksimum 1.5. (11)

Susunan fraksi tak tersabunkan lemak babi diantaranya :

1) Hidrokarbon = 23, 8

2) Skualena = 4, 6

3) Alkohol alifatik = 2, 1

4) Alkohol terpena = 7, 1

5) Sterol = 47, 0. (9)